Selasa, 02 Juni 2009

Setetes Madu...

Ini merupakan pepatah lama yang benar, yaitu " setetes madu bisa menangkap lebih banyak lalat daripada segalon empedu "Jadi dalam berurusan dengan manusia, kalau Anda ingin memikat seseorang ke dalam cara berfikir Anda, pertama sekali, yakinkan dia bahwa Anda adalah kawannya yang tulus. Itu adalah setetes madu yang akan menangkap hatinya, yang merupakan jalan besar menuju pengertiannya.

Lincoln

Sabtu, 03 Januari 2009

Kebiasaan Anda akan Mengembangkan atau Menghancurkan Anda

Kebiasaan Anda akan membawa Anda pada kegagalan atau kesuksesan.
Itulah sebabnya berhubungan dengan para pemenang dan membaca buku yang tepat sangatlah penting.
Anda akan seperti orang-orang dengan siapa Anda berhubungan.
Anda mengambil kebiasaan mereka.
Dan kebiasaan menentukan hasil.

"Buku yang Anda baca dan orang-orang yang Anda temui akan menentukan posisi Anda lima tahun lagi."

- Charlie "Tremendous" Jones

Selasa, 30 Desember 2008

PERLOMBAAN

Dalam sebuah perlombaan lari anak-anak, Mereka semua berjajar,begitu penuh harapan; masing-masing ingin memenangkan perlombaan atau menjadi yang pertama, atau setidaknya merebut tempat kedua. Orangtua mereka menonton dari pinggir, masing-masing menyemangati anak mereka. Masing-masing anakpun berharap bisa menunjukkan kepada keluarganya bahwa dialah yang akan menjadi sang juara.

Pluit ditiup dan mereka pun melesat, seperti kereta perang terbakar. Menang dan menjadi pahlawan di tempat itu adalah keinginan setiap anak laki-laki.

Salah seorang anak, yang ayahnya berada dalam kerumunan, berlari memimpin dan berpikir,”Ayahku akan sangat bangga.”

Tetapi pada saat melesat melintasi lapangan dan menyeberangi turunan dangkal, anak kecil yang mengira akan menang itu salah melangkah dan terpeleset. Saat ia berusaha keras menjaga keseimbangan, lengannya bergerak kesana kemari. Dan ditengah tawa orang banyak ia terjerembab.

Saat ia jatuh,harapannya pun ikut jatuh-ia tidak bisa memenangkan perlombaan itu sekarang.Merasa terhina, ia hanya berharap entah bagaimana bisa menghilang. Tetapi saat ia jatuh, ayahnya berdiri dan menunjukkan wajah khawatirnya, yang bagi anak itu berkata dengan jelas,”Bangun dan menangkan perlombaan!”

Anak itupun bangkit dengan cepat-tidak ada yang salah,kecuali sedikit tertinggal-dan ia berlari dengan segenap tekat dan kemampuannya untuk menebus jatuhnya tadi. Karena ia begitu gugup untuk mendapatkan tempatnya semula, untuk menyusul dan menang,pikirannya bergerak lebih cepat daripada kakinya.Ia terpeleset dan kembali jatuh.

Ia berharap saat jatuh tadi ia berhenti, dengan begitu ia hanya satu kali dipermalukan.”Sebagai pelari, sekarang aku tidak punya harapan.Seharusnya aku tidak mencoba berlomba.”Tetapi, matanya menembus kerumunan orang yang sedang tertawa, dan ia mencari serta menemukan wajah ayahnya yang tatapan tajamnnya kembali berkata,”bangun dan menangkan perlombaan!”

Jadi, ia pun melompat dan kembali mencoba, sepuluh meter di belakan peserta terakhir perlombaan.”Jika ingin menyusul sepuluh meter itu,”pikirnya, “aku harus berlari dengan benar-benar kencang!”.Dengan mengerahkan semua kemampuannya, ia pun mendapatkan kembali delapan meter, kemudian sepuluh meter...Tetapi saat berusaha keras menyusul pelari terdepan,ia terpeleset dan kembali terjatuh.Kalah!Ia berbaring disana tanpa suara. Air matanya menetes.

“Tak ada gunanya lagi berlari!Tiga kali gagal dan aku keluar!Mengapa harus mencoba?Aku sudah kalah,jadi apa gunanya?”pikirnya.”Aku akan hidup dengan rasa malu ini”Tetapi kemudian ia memikirkan ayahnya, yang akan segera ia hadapi.

“Bangun,”sebuah gema terdengar pelan,”kamu sama sekali belum kalah,karena satu-satunya hal yang harus kamu lakukan untuk menang adalah bangkit setiap kali jatuh.Bangun! Gema itu mendesaknya, “Bangun dan ambil tempatmu!Kamu tidak berada disini untuk gagal!Bangun dan menangkan perlombaan itu!”

Bersambung....

PERLOMBAAN part 2

Jadi anak itupun bangkit untuk berlari sekali lagi, menolak untuk kalah, dan memutuskan bahwa entah menang atau kalah, setidaknya ia tidak menyerah. Jadi, jatuh dibelakang peserta lain sekarang, paling jauh dibanding sebelumnya, ia tetap mengerahkan semua kemampuannya dan berlari seolah masih bisa menang. Telah tiga kali ia terjatuh, dan telah tiga kali pula ia bangkit. Meskipun tertinggal terlalu jauh untuk berharap akan menang. Ia tetap berlari hingga akhir. Orang-orang menyoraki anak lain yang melintasi garis dan memenangkan tempat pertama, dengan kepala tegak dan bangga dan gembira-tidak jatuh, tidak dipermalukan.

Tetapi, ketika anak muda yang jatuh itu melintasi garis, di tempat terakhir, kerumunan orang menyorakinya dengan lebih hebat karena ia menyelesaikan perlombaan. Dan meskipun ia tiba terakhir dengan kepala tertunduk, tidak bangga, jika mendengarkan kerumunan orang itu, Anda akan mengira ia telah memenangkan perlombaan.

Dan kepada ayahnya, dengan sedih ia berkata,”Aku tidak melakukannya dengan baik.”

“Bagi ayah kamu menang,”kata ayahnya.”Kamu bangkit setiap kali jatuh.”

Semua dalam kehidupan ini seperti perlombaan itu, penuh suka duka dan naik turun. Dan satu-satunya hal yang harus anda lakukan agar menang adalah bangkit setiap kali terjatuh. Dan ketika depresi serta keputusasaan berteriak lantang dihadapan kita, suara lain dalam diri kita berkata,”Bangun dan menangkan perlombaan!”

(Cerita disadur dari buku 'RAHASIA MENJADI ORANG SUKSES',-Ruben Gonzales)

Minggu, 28 Desember 2008

To Be Creative

Untuk menjadi seseorang yang kreatif memang tidaklah semudah seperti apa yang kita bayangkan.Sebuah buku yang ditulis oleh John Putzier dengan judul Get Weird menyatakan bahwa ada tiga hal yang bisa menghambat daya kreatifitas kita selama ini,diantaranya yaitu kebiasaan hidup, Judgmentalis serta resistance to change.

Kebiasaan hidup kita sehari-hari atau rutinitas ternyata sangat menghambat berkembangnya daya kreatifitas kita.Bangun tidur lalu berangkat ke kantor dengan melewati jalan yang sama setiap harinya dengan menyetel radio di frekuensi yang sama, ketika di kantor kita bertemu dengan teman-teman kantor yang sama serta melakukan pekerjaan yang itu-itu juga. Kebiasaan-kebiasaan ini ternyata membuat kita malas berfikir dan akhirnya menyebabkan kita tidak memiliki tantangan berarti sehingga kondisi ini tanpa disadari dapat membunuh daya kreatif kita.

Yang disebut Judgementalis. Tanpa disadari kita sering mengambil keputusan hidup yang cenderung menempatkan kita pada posisi aman/nyaman dan sama sekali tidak ingin menyentuh yang namanya sebuah resiko.inilah yang disebut judgementalis. Kita menjadi malas untuk memikirkan masalah yang dihadapi sehingga kita tidak terbiasa mempertimbangkan atau bahkan mengelola resiko yang akan dihadapi.

Terakhir, yang menghambat daya kreatifitas manusia adalah resistance to change atau sikap takut terhadap perubahan. Sikap anti perubahan bisa dilihat pada sikap penolakan terhadap hal atau ide yang baru,yang kadang muncul disekeliling kita. Sikap yang tidak menginginkan perubahan tentunya akan menggiring kita pada posisi tidak adanya lagi tantangan hidup sehingga menempatkan tingkat kreatifitas kita berada pada posisis yang paling rendah.

Ada beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk menghindari jebakan yang menghambat kreatifitas ini.Langkah-langkah itu sebagai berikut : Ubahlah rutinitas sehari-hari dengan cara mencari jalan alternatif lain menuju kantor, dan berani untuk tersesat di jalan.Cobalah telusuri dan menghubungi teman-teman semasa kecil dulu. Langkah lain adalah ganti penampilan sehari-hari sehingga kelihatan berbeda,bacalah tulisan atau artikel yang justru anda tidak suka, dan mulailah hobi baru berbeda dari biasanya.


Cara lain yang bisa untuk dicoba adalah berani menuliskan kesalahan kerja yang pernah kita lakukan dan menempelkannya di dinding,berani mengakui kesalahan adalah tindakan terpuji.Dan masih banyak cara lain yang bisa kita gunakan untuk meningkatkan daya kreatifitas kita secara sederhana.


Dengan mengenali faktor-faktor yang menghambat daya kreatifitas kita berarti kita telah melakukan tindakan identifikasi masalah.etelah itu tentunya kita tinggal menentukan bagaimana cara meningkatkan daya kreatifitas secara sederhana.
Dengan membangun daya kreatifitas kita masing-masing diharapkan akan memberikan kontribusi yang besar bagi kita semua.Amin

jatmikos

Sabtu, 13 Desember 2008

Tidak ada jalan yang rata

Sudahkah saat terbangun di pagi hari Anda memikirkan apa yang akan dilakukan dalam waktu 24 jam ke depan? Mengapa saya bertanya tentang hal ini? Sebab, apa yang kita lakukan hari inilah yang akan menentukan masa depan kita. Kita mungkin saja tidak akan bertemu dengan hari esok, namun, jika kita melakukan yang terbaik hari ini, maka bukan tidak mungkin masa depan kita akan lebih baik. Untuk itu, jika saat terbangun di pagi hari kita sudah tahu apa yang akan dilakukan dalam 24 jam berikutnya, hal ini akan membantu agar kita bisa menyelesaikan semua tugas, amanah, dan tanggung jawab dengan lebih maksimal. Begitu juga dalam kehidupan. Jika ada target dan tujuan jelas dalam hidup, maka kita pun akan bisa lebih pasti dalam menentukan langkah ke depan.

Dengan mempunyai target, kita seolah mempunyai kompas untuk mengarahkan ke mana kita menuju. Jika itu sudah kita miliki, maka kita tinggal melangkah untuk mewujudkannya. Sudah pasti, ujian dan cobaan, maupun godaan kadang akan datang untuk membelokkan langkah kita dari target yang telah kita tetapkan. Tak jarang, hempasan badai kehidupan juga bisa melemahkan semangat.

Maka, dalam berbagai kesempatan, saya selalu menekankan pentingnya mempunyai keberanian untuk mewujudkan target tersebut sampai kita benar-benar mencapai kesuksesan. Dengan keberanian tersebut, kita akan tetap kokoh saat diterjang badai. Kita juga akan mampu menahan godaan sehingga tetap fokus pada tujuan.

Memang tidak gampang untuk meraih sukses. Tak ada jalan rata untuk mencapai semua impian. Untuk itu, perlu keberanian menentukan tujuan, keberanian dalam melangkah, dan keberanian untuk mewujudkan sepenuh hati dan sekuat tenaga sampai kita benar-benar meraihnya.

By : Andrie wongso

Permennya lupa dimakan

Alkisah ada dua orang anak laki-laki, Bob dan Bib, yang sedang melewati lembah permen lolipop. Di tengah lembah itu terdapat jalan setapak yang beraspal. Di jalan itulah Bob dan Bib berjalan kaki bersama.

Uniknya, di kiri-kanan jalan lembah itu terdapat banyak permen lolipop yang berwarni-warni dengan aneka rasa. Permen-permen yang terlihat seperti berbaris itu seakan menunggu tangan-tangan kecil Bob dan Bib untuk mengambil dan menikmati kelezatan mereka.

Bob sangat kegirangan melihat banyaknya permen lolipop yang bisa diambil. Maka ia pun sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut. Ia mempercepat jalannya supaya bisa mengambil permen lolipop lainnya yang terlihat sangat banyak didepannya. Bob mengumpulkan sangat banyak permen lolipop yang ia simpan di dalam tas karungnya. Ia sibuk mengumpulkan permen-permen tersebut tapi sepertinya permen-permen tersebut tidak pernah habis maka ia memacu langkahnya supaya bisa mengambil semua permen yang dilihatnya.

Tanpa terasa Bob sampai di ujung jalan lembah permen lolipop. Dia melihat gerbang bertuliskan "Selamat Jalan". Itulah batas akhir lembah permen lolipop. Di ujung jalan, Bob bertemu seorang lelaki penduduk sekitar. Lelaki itu bertanya kepada Bob, "Bagaimana perjalanan kamu di lembah permen lolipop? Apakah permen-permennya lezat? Apakah kamu mencoba yang rasa jeruk? Itu rasa yang paling disenangi. Atau kamu lebih menyukai rasa mangga? Itu juga sangat lezat." Bob terdiam mendengar pertanyaan lelaki tadi. Ia merasa sangat lelah dan kehilangan tenaga. Ia telah berjalan sangat cepat dan membawa begitu banyak permen lolipop yang terasa berat di dalam tas karungnya. Tapi ada satu hal yang membuatnya merasa terkejut dan ia pun menjawab pertanyaan lelaki itu, "Permennya saya lupa makan!"

Tak berapa lama kemudian, Bib sampai di ujung jalan lembah permen lolipop. "Hai, Bob! Kamu berjalan cepat sekali. Saya memanggil-manggil kamu tapi kamu sudah sangat jauh di depan saya." "Kenapa kamu memanggil saya?" tanya Bob. "Saya ingin mengajak kamu duduk dan makan permen anggur bersama. Rasanya lezat sekali. Juga saya menikmati pemandangan lembah, indah sekali!" Bib bercerita panjang lebar kepada Bob. "Lalu tadi ada seorang kakek tua yang sangat kelelahan. Saya temani dia berjalan. Saya beri dia beberapa permen yang ada di tas saya. Kami makan bersama dan dia banyak menceritakan hal-hal yang lucu. Kami tertawa bersama." Bib menambahkan.

Mendengar cerita Bib, Bob menyadari betapa banyak hal yang telah ia lewatkan dari lembah permen lolipop yang sangat indah. Ia terlalu sibuk mengumpulkan permen-permen itu. Tapi pun ia sampai lupa memakannya dan tidak punya waktu untuk menikmati kelezatannya karena ia begitu sibuk memasukkan semua permen itu ke dalam tas karungnya.

Di akhir perjalanannya di lembah permen lolipop, Bob menyadari suatu hal dan ia bergumam kepada dirinya sendiri, "Perjalanan ini bukan tentang berapa banyak permen yang telah saya kumpulkan. Tapi tentang bagaimana saya menikmatinya dengan berbagi dan berbahagia." Ia pun berkata dalam hati, "Waktu tidak bisa diputar kembali." Perjalanan di lembah lolipop sudah berlalu dan Bob pun harus melanjutkan kembali perjalanannya.

Dalam kehidupan kita, banyak hal yang ternyata kita lewati begitu saja. Kita lupa untuk berhenti sejenak dan menikmati kebahagiaan hidup. Kita menjadi Bob di lembah permen lolipop yang sibuk mengumpulkan permen tapi lupa untuk menikmatinya dan menjadi bahagia.

Pernahkan Anda bertanya kapan waktunya untuk merasakan bahagia? Jika saya tanyakan pertanyaan tersebut kepada para klien saya, biasanya mereka menjawab, "Saya akan bahagia nanti... nanti pada waktu saya sudah menikah... nanti pada waktu saya memiliki rumah sendiri... nanti pada saat suami saya lebih mencintai saya... nanti pada saat saya telah meraih semua impian saya... nanti pada saat penghasilan sudah sangat besar... "

Pemikiran ‘nanti' itu membuat kita bekerja sangat keras di saat ‘sekarang'. Semuanya itu supaya kita bisa mencapai apa yang kita konsepkan tentang masa ‘nanti' bahagia. Terkadang jika saya renungkan hal tersebut, ternyata kita telah mengorbankan begitu banyak hal dalam hidup ini untuk masa ‘nanti' bahagia. Ritme kehidupan kita menjadi sangat cepat tapi rasanya tidak pernah sampai di masa ‘nanti' bahagia itu. Ritme hidup yang sangat cepat... target-target tinggi yang harus kita capai, yang anehnya kita sendirilah yang membuat semua target itu... tetap semuanya itu tidak pernah terasa memuaskan dan membahagiakan.

Uniknya, pada saat kita memelankan ritme kehidupan kita; pada saat kita duduk menikmati keindahan pohon bonsai di beranda depan, pada saat kita mendengarkan cerita lucu anak-anak kita, pada saat makan malam bersama keluarga, pada saat kita duduk bermeditasi atau pada saat membagikan beras dalam acara bakti sosial tanggap banjir; terasa hidup menjadi lebih indah.

Jika saja kita mau memelankan ritme hidup kita dengan penuh kesadaran; memelankan ritme makan kita, memelankan ritme jalan kita dan menyadari setiap gerak tubuh kita, berhenti sejenak dan memperhatikan tawa indah anak-anak bahkan menyadari setiap hembusan nafas maka kita akan menyadari begitu banyak detil kehidupan yang begitu indah dan bisa disyukuri. Kita akan merasakan ritme yang berbeda dari kehidupan yang ternyata jauh lebih damai dan tenang. Dan pada akhirnya akan membawa kita menjadi lebih bahagia dan bersyukur seperti Bib yang melewati perjalanannya di lembah permen lolipop.

by : Nathalia Sunaidi